Goa Ngeleng

nurul 01 November 2016 12:38:04 WIB

Goa Ngeleng merupakan salah satu goa horisontal yang terdapat di Desa Mulusan Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, DIY. Jika dilihat dari atas, goa ini memang terlihat seperti goa vertikal. Namun, pada dasarnya, Goa Ngeleng merupakan goa horisontal yang mengalami keruntuhan atap di bagian tengah sehingga membentuk semacam doline (cekungan). Untuk mencapai dasar goa, dapat melalui dua jalan, yaitu secara vertikal lewat mulut doline, atau mengambil jalan setapak yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 1 km. Dinding doline memiliki ketinggian bervariasi, mulai dari 40 meter sampai 80 meter pada dinding tertinggi. Pada bagian dasar doline terdapat batu-batu besar yang merupakan sisa-sisa reruntuhan atap goa. Pada dinding doline ditumbuhi vegetasi yang cukup lebat dan didominasi oleh tumbuhan liana, suplier, dan paku-pakuan. Pada kedua ujung doline, terdapat goa horisontal. Goa horisontal pertama merupakan pintu masuk dengan panjang lorong 70 meter dan ketinggian atap kurang lebih 40 meter dan goa horisontal kedua memiliki panjang lorong sekitar 300 meter dengan ketinggian entrance kurang lebih 80 meter dan berakhir pada sump.

Mulut Horisontal Kedua Goa Ngeleng

 

 

 
 
 

Bagian dasar Goa Ngeleng merupakan aliran sungai yang mengarah ke dalam goa horisontal kedua. Jika ingin mencapai dasar goa dengan jalan setapak, kita harus melewati sungai tersebut. Pada musim kemarau, sungai ini akan kering. Namun, banjir besar bisa terjadi jika kita masuk pada musim penghujan. Setelah berjalan kurang lebih 1 km, kita akan menemukan mulut goa horisontal pertama. Goa horisontal pertama ini hanya berupa bivak alami dan sekitar 40 meter kita akan kembali keluar dan saan itulah kita sudah berada di dasar doline yang tampak dari atas. Doline Goa Ngeleng cukup luas. Diameternya bisa mencapai 100 meter. Pada saat musim hujan, batu-batu di dasar doline ini bisa menjadi sangat licin sehingga kita harus berhati-hati karena jalannya tidak rata. Setelah berjalan kurang lebih 100 meter, kita akan menemukan mulut goa horisontal kedua yang tingginya sekitar 80 meter.

Goa Ngeleng di lihat dari atas

Pada goa horisontal kedua, terdapat batu-batu yang ukurannya besar dan aling tumpang tindih, menyebabkan jalan yang harus dilalui sangat tidak rata dan cukup berbahaya. Pada saat banjir, batu-batu besar tersebut bahkan tertutup air dan tidak terlihat. Bentuk tersebut menyebabkan aliran air yang cukup deras pada saat banjir. Pada bagian atap dekat mulut horisontal kedua, sering terdapat koloni kelelawar yang sangat besar, merupakan koloni dari spesies Chaerephon plicata. Koloni ini kadang berpindah ke bagian yang lebih dalam jika keadaan mengancam. Jumlah individu spesies ini terhitung kurang lebih 350 ribu ekor. Selain kelelawar, terdapat banyak sekali jenis Atrhropoda tanah di bagian dasar goa, antara lain jangkrik goa, laba-laba goa, udang, dll. Daerah dasar koloni kelelawar merupakan tempat tinggal yang sangat disukai makhluk-makhluk goa tersebut karena penuh dengan kotoran kelelawar (guano). Guano ini kaya akan fosfor yang merupakan salah satu sumber makanan bergizi bagi para serangga. Pada saat musim kemarau, kedalaman guano bisa mencapai 40 cm dengan bau yang sangat menyengat sehingga disarankan menggunakan masker yang dibasahi air bagi yang tidak terbiasa. Setelah melewati koloni kelelawar di dekat mulut goa, lantai goa sudah bersih dan goa bagian dalam masih panjang.

Masyarakat sekitar Goa Ngeleng memiliki salah satu mata pencaharian, yaitu menangkap kelelawar di Goa Ngeleng. Setiap harinya, sekitar 5-6 keluarga akan berjaga di pinggir doline sekitar pukul 17.00 WIB dan menunggu keluarnya kelelawar yang nantinya akan ditangkap dengan menggunakan jaring ikan yang ditebarkan pada bagian atas goa. Setiap harinya, setiap keluarganya mampu mendapatkan 100-200 ekor kelelawar yang nantinya akan diperjualbelikan untuk berbagai kepentingan, antara lain sebagai obat atau bahan makanan sehari-hari. Kebiasaan masyarakat tersebut dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan penurunan populasi dalam jumlah besar terhadap spesies ini. Hal ini harus diantisipasi dengan pemahaman kepada masyarakat tentang betapa pentingnya peranan kelelawar tersebut dalam ekosistemnya agar spesies ini tetap lestari.

Dokumen Lampiran : Goa Ngeleng


Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar