ROJOKOYO

balai desa 07 Agustus 2019 12:06:41 WIB

disetiap daerah di Indonesia banyak orng yang berprofesi sebagai petani. rutinitas setiap hari mengolah lahan sawah maupun kebun di sekitar rumah dan setiap petani pun banyak bahkan hampir semua mempunyai hewan ternak seperti ayam, kambing, sapi dan lain-lain. dengan harapan dengan mempunyai hewan paraan mereka bisa menabung untuk kebutuhan dihari yang akan datang. tetapi walaupun pemeliharaan sapi sudah puluhan tahun dilakukan, bahkan hal tersebut sudah ada dari nenek moyang terdahulu, banyak peternak yang belum mengetahui tehnik pemeliharaan hewan ternak dengan benar. seiring dengan berjalannya waktu banyak inovasi yang dilakukan oleh para ahli tentang pemeliharaan hewan ternak.

Oleh karena itu di dusun Kenteng diadakan penyuluhan penggemukan sapi dan cara memfungsikan kotoran untuk menjadi pupuk yang bisa menekan biaya operasional untuk sawah mereka karena pupuk tidak harus beli dan hewan pun menjadi lebih sehat dan gemuk

Eka Handayana Dosen dari UNS Surakarta adalah salah satu narasumber yang memberikan penyuluhan mengatakan "sapi merupakan rojokoyo yang dijadikan tabungan untuk masa depan".

"ada dua tujuan yang dijadikan harapan dari para peternak. penggemukan dan pembibitan". imbuhya

sapi yang bertujuan untuk penggemukan tidak harus diperbanyak pakan hijaunya hanya perlu 2% dari berat badan pakan hijau untuk sapi yang digemukkan dan 3% dari berat badan untuk konsentrat.

sedangkan untuk pembibitan perlu 10% hijauan dan 1% konsentrat.

peternak juga harus tanggap pada sapi ketika sapi sedang birahi. ada tanda-tanda tertentu yang dialami oleh sapi. diantaranya adalah 1). 3A (abang, abuh, anget), 2). sapi Gelisah, 3). 2B (bengak-bengok), 4). 2C (clingkrak clingkrik), 5). keluar cairan putih bening dan pekat. (Top)

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar